JAKARTA, MAJALAHLACAK.COM – Politikus ramai-ramai mendaftar sebagai calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2019-2024. Ada 63 berkas pelamar yang masuk ke Komisi XI DPR. Sebanyak 10 di antaranya lamaran dari kalangan politikus. Kesepuluh politikus itu merupakan calon anggota legislatif yang gagal pada Pemilihan Legislatif 2019. Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno menilai, tak masalah banyak rekan-rekannya sesama politikus mendaftar sebagai calon anggota BPK. Sebab, menurut dia, tak ada aturan yang melarang.
Anggota BPK yang akan berakhir masa jabatannya saat ini juga sebagian merupakan eks kader parpol, seperti Harry Azhar Azis (Golkar), Rizal Djalil (PAN), dan Achsanul Qosasi (Demokrat).
Hendrawan juga memastikan, Komisi XI DPR akan melakukan seleksi secara obyektif tanpa melihat latar belakang politik pelamar. “Nah justru karena itu kita harus membuat parameter agar obyektifitas bisa dipelihara. Sudah kita lakukan itu. Parameternya salah satunya tadi penilaian makalah,” kata Hendrawan.
Menurut Hendrawan, Komisi XI saat ini sedang melakukan seleksi administrasi serta makalah. Selanjutnya, nama-nama yang lolos seleksi akan melewati uji kelayakan dan kepatutan secara terbuka. Nantinya, terpilih lima nama untuk menggantikan lima komisoner BPK yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober tahun ini.
Berikut 10 politikus yang melamar sebagai anggota BPK:
1. Nurhayati Ali Assegaf (Demokrat) Nurhayati merupakan anggota DPR dua periode. Maju lewat Partai Demokrat, ia menjabat sejak periode 2009-2014 dan kembali terpilih untuk periode 2014-2019. Namun, pada Pileg 2019, Nurhayati yang kembali maju dari dapil Jawa Timur 5 (meliputi Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kota Malang) itu gagal meraih suara yang cukup untuk lolos ke Senayan.
- Daniel Lumban Tobing (PDI-P) Pada Pileg 2019, Daniel menjadi caleg DPR RI dari PDI-P dan maju lewat dapil Jawa Barat VII. Namun, ia gagal mendapat kepercayaan dari masyarakat Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta. Daniel sebelumnya menjabat anggota DPR periode 2009-2014 dan 2014-2019 dari dapil yang sama.
- Akhmad Muqowam (PPP) Akhmad Muqowam merupakan anggota DPR fraksi PPP dua periode dari 2009-2014 dan 2014-2019. Namun, Muqowam yang maju lewat dapil Jawa Tengah 1 (meliputi Kab. Kendal, Kab. Semarang, Kota Salatiga, dan Kota Semarang) pada Pileg 2019 ini gagal.
- Tjatur Sapto Edy (PAN) Tjatur menjabat anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional dua periode. Ia terpilih sejak periode 2009-2014 dan periode 2014-2019 dari Dapil Jawa Tengah VI (meliputi Kab. Magelang, Kab. Purworejo, Kab. Temanggung, Kab. Wonosobo, dan Kota Magelang). Namun, pad Pileg 2019, ia memutuskan banting setir dan mencalonkan diri sebagai caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Maluku Utara. Ia kemudian gagal memenangkan hati rakyat di dapil barunya.
- Ahmadi Noor Supit (Golkar) Ahmadi Noor Supit juga merupakan anggota DPR dua periode dari Fraksi Golkar. Ia menjabat sejak 2009. Namun, pada Pileg 2019, Supit gagal meraih suara masyarakat di Dapil: Kalimantan Selatan 1 (meliputi Kab. Balangan, Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Tabalong, dan Kab. Tapin)
- Ruslan Abdul Gani (Golkar) Ruslan Abdul Gani menjabat anggota DPRD Kota Pagar Alam dua periode, dari 2009-2014 dan 2014-2019. Namun, pada Pileg 2019, ia gagal meski maju untuk posisi dan dapil yang sama.
- Pius Lustrilanang (Gerindra) Pius Lustrilanang menjadi anggota DPR Fraksi Partai Gerindra sejak 2009. Meski menjabat dua periode, pada Pileg 2019 ia gagal untuk kembali lolos ke Senayan lewat Dapil Nusa Tenggara Timur 1 (meliputi Kab. Alor, Kab. Ende, Kab. Flores Timur, Kab. Lembata, Kab. Manggarai, Kab. Manggarai Barat, Kab. Manggarai Timur, Kab. Nagekeo, Kab. Ngada, dan Kab. Sikka)
- Willgo Zainar (Gerindra) Willgo Zainar merupakan caleg petahana Gerindra yang menjabat sejak 2014. Pada Pileg 2019, ia gagal merebut hati masyarakat di Dapil: Nusa Tenggara Barat 2 (meliputi Kab. Lombok Barat, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur, Kab. Lombok Utara, dan Kota Mataram)
- Haerul Saleh (Gerindra) Haerul Saleh juga merupakan caleg petahana Gerindra periode 2014-2019. Namun, ia gagal saat kembali maju untuk kedua kalinya lewat dapil Sulawesi Tenggara.
- Ferry Juliantono (Gerindra) Ferry sudah maju sebagai caleg Gerindra sejak Pileg 2014 lewat daerah pemilihan Jawa Barat VIII (Cirebon, Indramayu). Namun, saat itu ia gagal. Pada Pileg 2019, Ferry mencoba kembali mencari peruntungan dan pindah ke dapil Jawa Tengah 4 (meliputi Kab. Karanganyar, Kab. Sragen, dan Kab. Wonogiri). Ia pun kembali gagal lolos ke Senayan. Ferry sempat mendaftar menjadi calon anggota BPK ke Komisi XI, tetapi belakangan ia menarik berkasnya. (kompas.com)